Minggu, 20 Mei 2012

Menjejakkan kaki di Pulau Rinca untuk melihat komodo

Jalan-jalan mengenal alam adalah kebahagiaan saya, di manapun saya diberikan kesempatan menapakinya. Saya selalu berharap mendapatkan kesempatan untuk menapaki secara langsung semua tempat di Provinsi NTT. Harapan saya tersebut ternyata tidak bertepuk sebelah tangan. Ketika ujian nasional siswa sekolah menengah atas digelar,  saya mendapatkan kesempatan bertugas sebagai pengawas satuan pendidikan ujian nasional di Kabupaten Manggarai Barat. Tentu saja saya sangat senang karena kabupaten tersebut terdapat Taman Nasional Komodo. Harapan saya pada saat itu adalah bisa menjejakkan kaki di pulau yang dihuni biawak komodo dan melihat secara langsung binatang purba tersebut.

Setibanya di Kota Labuan Bajo, ibu kota Manggarai Barat, saya bergegas mengumpulkan informasi sebanyak mungkin tentang binatang yang dilindungi itu. Menurut informasi yang saya peroleh,  saya dapat menjumpai binatang itu di Pulau Komodo dan Rinca. Lebih lanjut masyarakat setempat mengatakan bahwa waktu tempuh menuju Pulau Komodo adalah kurang lebih 6 jam menggunakan perahu motor milik nelayan atau 3 jam menggunakan speedboat. Apabila tidak memungkinkan melakukan perjalanan ke Pulau Komodo, masyarakat menyarankan kepada saya  untuk mengunjungi Pulau Rinca dengan waktu tempuh 2,5 jam  menggunakan perahu motor milik nelayan. Tarif yang dikenakan untuk menyewa satu perahu adalah 600 ribu pergi pulang.

Akhirnya saya mendapatkan kesempatan menjejakkan kaki di Pulau Rinca. Setibanya di pulau tersebut, saya bersama rombongan melapor ke pos penjagaan. Setelah mencatat nama anggota rombongan, kepala pos penjagaan menunjuk satu orang pemandu untuk mendampingi kami. Mula-mula pemandu mengajak kami melihat tulang-tulang berbagai jenis binatang yang telah dimakan oleh komodo. Selanjutnya, pemandu mengajak kami melihat papan yang berisikan daftar nama-nama korban yang diserang komodo, baik yang selamat maupun meninggal.

Komodo biasanya menyerang mangsanya dengan cara mengintai dan menggigit. Hal yang mematikan adalah bakteri yang terdapat dalam air liur komodo. Semua mangsa dipastikan tidak ada yang selamat. Oleh karena itu, petugas mewajibkan pengunjung agar senantiqsa waspada pada saat mengunjungi kawasan itu. Pengalaman yang saya peroleh adalah komodo yang sedang tidur terlihat seperti kayu dari kejauhan. Komodo merupakan binatang kanibal, karena memangsa anaknya sendiri. Untuk menghindarkan diri dari serangan komodo dewasa, anak-anak komodo sering berada di

Orang lain menyebutnya dragon, padahal sebenarnya komodo tergolong kadal. Saya sangat senang bisa menyaksikan secara langsung komodo dengan jarak yang sangat dekat (kurang lebih 2 meter).

Komodo
Pemandangan menuju Pulau Rinca

1 komentar:

  1. Berarti sudah menjejakkan langkah ke satu di antara New 7 Wonders. Kira-kira, apa ya yang dirasakan oleh para komodo setelah menjadi bagian dari tujuh keajaiban baru dunia?

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...