Masyarakat Pesisir

Masyarakat peisisr menapaki wilayah pesisir untuk bertahan hidup

Kondisi pesisir dan laut telah mengalami kerusakan dan pencemaran. Beberapa spesies biota akuatik mulai menurun populasinya dan bahkan ada yang terancam punah sampai ada yang punah. Kondisi ini, sebagian besar kita menganggap itu terjadi sebagai konsekwensi dari rendahnya pengetahuan masyarakat terhadap pelestarian lingkungan, rendahnya kesadaran mereka terhadap semua itu, ketidak mampuan mereka untuk menjaga alam ini. Masyarakat memiliki pandangan bahwa apa yang dia lakukan adalah untuk bertahan hidup, orang lain melakukan perusakan tetapi kenapa mereka tidak boleh adalah pertanyaan yang ada di dalam benak mereka. Apabila sudah seperti ini kondisinya, maka siapa yang berani mengaku salah dan bertanggungjawab atas kerusakan ini, kerusakan titipan anak cucu kita? Bukan saatnya lagi menyalahkan masyarakat pesisir, atau para ilmuan dan bahkan pemerintah. Kita sudah saatnya untuk melakukan kolaborasi antar para pemangku kepentingan. Salah satu model yang bisa dicoba adalah ACM (Adaptive Collaborative Management). Hasil penelitian terkait dapat dilihat pada publikasi yang disediakan.

Salah satu kegiatan yang telah dilakukan dengan masyarakat berkaitan dengan pelestarian kawasan pantai adalah pembuatan daerah perlindungan laut (DPL) di Desa Uiasa. Kegiatan itu dilakukan dengan cara berdiskusi bersama masyarakat untuk menetapkan DPL Uiasa dan perangkat lainnya. Apa yang dipikirkan orang bahwa masyarakat kurang koperatif bila diajak berdiskusi adalah tidak selalu benar. Masyarakat Desa Uiasa sangat koperatif dalam menggagas secara bersama-sama mengelola perairan pantai di desa Uiasa. Desa Uiasa adalah salah satu desa di kawasan Taman Wisata ALam Laut (TWAL) Teluk Kupang. Sebagai kawasan pelestarian, Pantai Uiasa perlu dijaga kelestariannya untuk kepentingan bersama. Namun, hingga saat ini, pendampingan pada masyarakat belum dilakukan secara optimal.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...